Sabtu, 01 Juni 2013

Di Indonesia, tidak banyak destinasi wisata yang memiliki potensi dan daya tarik yang begitu beragam seperti yang ada di Kota Yogyakarta.

Potensi sosial budaya yang dimilikinya, dapat diolah menjadi beragam paket wisata. Dari wisata sejarah, wisata budaya, wisata religi, wisata alam, wisata kuliner, wisata belanja, wisata pendidikan, hingga beragam jenis wisata minat khusus lainnya.

Laksana magnet, kota dengan beragam atribut ini seolah tak pernah jenuh memancarkan daya tarik untuk memikat kehadiran wisatawan, baik dari penjuru Nusantara maupun mancanegara.

Ikon wisata Yogyakarta pun tak lagi didominasi oleh destinasi klasik seperti Keraton, Malioboro, Candi Prambanan, Candi Borobudur atau Pantai Parangtritis. Berbagai atraksi dan aktifitas seni budaya tergelar berkala sepanjang tahun, baik tradisional maupun kontemporer.

Komunitas lokal dengan karakteristik khasnya tersebar dari pusat kota hingga penjuru desa. Destinasi alternatif pun tersedia dalam beragam pilihan untuk dikunjungi, tak sebatas pada warisan budayanya yang tersohor di penjuru dunia.

Tak kalah menarik, dalam dasawarsa terakhir ini, pariwisata Yogyakarta semakin disemarakkan dengan hadirnya wisata alam alternatif yang menampilkan kekayaan ‘geoheritage’ yang sebelumnya tak terlampau dikenal luas. Sebut saja deretan pantai dan goa-goa eksotis serta gunung api purba di wilayah Gunung Kidul, serta kawasan di seputar Taman Nasional Gunung Merapi di wilayah Sleman.

Untuk semakin memasyarakatkan potensi dan daya tarik wisata itu, para pelaku industri pariwisata di Yogyakarta secara kolaboratif menggelar acara Jogja Travel Mart 2013 yang berlangsung dari tanggal 5 hingga 8 Mei 2013 lalu.

Setelah sukses mengusung tema ‘heritage’ di tahun 2012 lalu, agenda tahunan yang sudah digelar untuk keempat kalinya ini memilih potensi wisata petualangan (adventure) sebagai unggulannya, dengan mengangkat tema ‘Jogja Adventure Tourism Destinations’. Jenis wisata ini dinilai sebagai salah satu daya tarik yang belum banyak diketahui oleh wisatawan, baik Nusantara maupun mancanegara.

Tak kurang dari 122 buyers yang hadir, diantaranya 40 dari Thailand, 30 dari Malaysia, 15 dari Singapura, sejumlah buyers yang datang dari Jepang, Korea, Australia dan India, serta buyers dari dalam negeri. Agenda utamanya adalah sesi B2B (business to busines) yang diselenggarakan di hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa pada tanggal 6 Mei 2013.

Acara dalam format table-top ini menjadi ajang komunikasi antara para buyers yang didominasi oleh pengelola biro perjalanan wisata dengan para sellers yang terdiri dari kalangan biro perjalanan wisata, pelaku bisnis perhotelan, badan promosi pariwisata,serta sejumlah pelaku industri pariwisata lainnya.

Dari agenda utama ini diharapkan akan muncul transaksi langsung atau kerjasama berkelanjutan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak, disamping menjadi ajang promosi langsung potensi pariwisata Yogyakarta berikut fasilitas dan paket-paket wisata yang dimilikinya.

Jogja Travel Mart 2013 ini melibatkan kerjasama antara Dinas Pariwisata DIY, DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) DIY, BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY), Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS), DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DIY, Pemerintah Kota Yogyakarta, serta didukung oleh PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko.

Kabare Magazine edisi Juni 2013 (Teks & Foto: Agus Yuniarso)
Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement

Subscribe
Boleh Juga Inc.