Pasar Kenteng terletak di timur kaki Pegunungan Menoreh, tepatnya di Desa Kembang, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo. Pasar tradisional ini sudah ada sejak lebih dari seabad yang lampau dan termasuk salah satu Pasar Kasultanan.
Di zaman kolonial, pasar tradisional secara administratif dikelola oleh Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan mengelola 129 pasar dan Kadipaten Pakualaman mengelola 18 pasar, yang semuanya tersebar di seluruh pelosok wilayah Yogyakarta.
Di tahun 1921, Sultan Hamengku Buwono VIII memugar pasar ini, bersamaan dengan pemugaran Pasar Srowolan di Sleman dan Pasar Pundong di Bantul. Sejumlah plakat dari zaman kolonial masih terpampang di bangunan Pasar Kenteng.Salah satunya menunjukkan bahwa pasar ini dibangun oleh N.V Constructie Atelier Der Vorstenlanden Djokjakarta.
Plakat lainnya mengabadikan nama ‘N.V. Braat’, perusahaan yang menyediakan material pembangunan pasar. N.V Braat adalah perusahaan baja yang didirikan pada tahun 1901 dan berpusat di Surabaya.
Pasar Kenteng biasanya akan ramai pada hari pasaran Wage, dari selepas subuh hingga sekitar jam 10.00 pagi. Oleh karena itulah, pasar ini juga disebut sebagai Pasar Wage Kenteng.
Pasar Kentheng dapat ditempuh dari perempatan Demakijo di Ringroad Barat, kemudian ambil jalan lurus ke arah barat menyusuri Jalan Godean.
Setelah melintasi Jembatan Kali Progo dan sampai di perempatan Kenteng, ambil jalan lurus ke arah barat. Setelah 500 meter, Pasar Kentheng hanya berjarak 500 meter dari perempatan Kentheng dan berada di sisi selatan Jalan Raya Pasar Kentheng.