Jumat, 15 Juli 2011



Stasiun Jember (+89m dpl) adalah salah satu stasiun kereta api penting dalam lintasan sejarah perkerataapian di Indonesia.

Stasiun ini dibangun pada tahun 1897 oleh Staats Spoorwegen (SS), salah satu perusahaan kereta api di zaman pemerintahan Hindia Belanda, untuk melayani kebutuhan transportasi hasil bumi di wilayah Jember dan sekitarnya.

Pada masa itu, Komoditas perkebunan seperti gula, karet dan tembakau diangkut dari Stasiun Jember menuju Pelabuhan Panarukan di wilayah Situbondo untuk selanjutnya diangkut dengan kapal api menuju Kota Rotterdam di Belanda.

Bangunan yang ada saat ini merupakan kombinasi antara hasil renovasi dengan bentuk aslinya yang sudah ada lebih dari seabad lalu, berupa bangunan utama yang memanjang dengan sejumlah ruangan yang berjajar menghadap rel. Denah bangunan stasiun yang sederhana ini lazim disebut sebagai Stasiun Satu Sisi.

Emplasemen-nya terdiri dari 2 peron dan 2 jalur kereta api yang dipisahkan oleh sebuah peron tambahan. Peron pertama menjadi bagian dari bangunan utama stasiun dengan atap berbentuk pelana yang ditopang kolom kayu dengan konstruksi yang menyerupai payung. Sementara peron kedua yang terpisah memiliki bentuk kanopi memanjang yang ditopang kolom baja tunggal.

Saat ini, Stasiun Jember yang terletak di Jl. Dahlia No. 2, Jemberlor, Patrang, Jember, menjadi stasiun penting di wilayah Jawa Timur karena menjadi pusat kegiatan PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (Daop) 9 yang mengatur stasiun dan perjalanan kereta api dari Stasiun Bangil di wilayah Pasuruan (ujung barat) hingga Stasiun Banyuwangi (ujung timur).

Rangkaian kereta api yang melintasi stasiun ini diantara: Mutiara Timur (Eksekutif / Bisnis jurusan Surabaya Gubeng-Banyuwangi Baru pp.), Logawa (Ekonomi, jurusan Jember-Purwokerto pp.), Sri Tanjung (Ekonomi, jurusan Yogyakarta Lempuyangan-Banyuwangi Baru pp.), Tawang Alun (Ekonomi, jurusan Malang-Banyuwangi Baru pp.), Probowangi (Ekonomi, jurusan Probolinggo-Banyuwangi Baru pp.), dan Pandanwangi (Ekonomi, Jurusan Jember-Banyuwangi Baru pp.).

Teks: Agus Yuniarso; Referensi: Indonesian Heritage Railway; Foto Stasiun Jember tempo doeloe diperoleh dari Tropenmuseum of the Royal Tropical Institute (KIT) via Wikipedia Indonesia, dengan lisensi Creative Commons.
Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement

Subscribe
Boleh Juga Inc.