468x60bannerad

Senin, 03 November 2014

Kisah Tersembunyi Alfred Hitchcock, “The Master of Suspense”

Siapa tak kenal Alfred Hitchcock. Di Indonesia, mereka yang beranjak dewasa di tahun 80-an mengenal tokoh tambun dengan silhouette yang nyaris tanpa leher ini lewat Trio Detektif, seri novel detektif remaja yang diterbitkan oleh Penerbit Gramedia, Jakarta. Bacaan populer yang memiliki judul asli Alfred Hitchcock and the Three Investigators ini terdiri dari 43 judul yang karya aslinya diedarkan antara tahun 1964 hingga 1987.

Meski mencantumkan namanya, namun sesungguhnya tak satupun buku dalam seri ini yang ditulis sendiri oleh Alfred Hitchcock. Seri ini awalnya ditulis oleh Robert Arthur, Jr. yang menulis buku ke-1 sampai ke-9 serta buku ke-11. Random House, penerbitnya, ini sengaja membayar dan mencantumkan nama Alfred Hitchcock yang identik dengan kisah-kisah misteri sebagai judul seri ini untuk menarik perhatian pembacanya.

Popularitas seri Trio Detektif hanya secuil dari ketenaran sang maestro kisah-kisah misteri yang dijuluki “Master of Suspense” ini. Tokoh bernama lengkap Sir Alfred Joseph Hitchcock yang lahir di Leytonstone, London, 13 Agustus 1899 ini, dikenal sebagai sutradara film-film thriller, sebuah genre yang meracik unsur ketegangan sebagai elemen utamanya, baik selama berkarya di tanah kelahirannya, maupun setelah hijrah ke Amerika Serikat pada usia 40 tahun (1939).

Sejak meninggal di Bel Air, Los Angeles, 29 April 1980 dan berlanjut hingga hari ini, Hitchcock diakui sebagai salah satu sutradara kisah misteri terbaik dan paling populer sepanjang sejarah perfilman dunia. Namanya ada dibalik sejumlah thriller terbesar sepanjang masa, seperti The Birds (1963) dan Psycho (1960).

Dengan lebih dari 50 film layar lebar bertema misteri sepanjang enam dekade kariernya, kreatifitas dan inovasi Hitchcock telah mempengaruhi begitu banyak pekerja film di dunia. Tak sebatas film, nama dan karyanya pun tersebar di sejumlah program televisi, radio, serta buku. Bahkan, begitu identiknya dengan kisah-kisah misteri, sebait namanya pun sudah layak untuk dijual, sebagaimana tercantum di seri Trio Detektif.

Sejarah perbioskopan modern boleh jadi tak akan menarik tanpa kehadirannya. Kepiawaian Hitchcock adalah menyusun kisah misteri yang mendebarkan di seputar peristiwa kriminal, dibumbui dengan ketegangan dan permainan plot serta distribusi informasi penting, sehingga mampu mempermainkan sekaligus melibatkan emosi penonton. Bingkai adegan disusun sedemikian rupa untuk memaksimalkan nuansa kecemasan, ketakutan, kengerian, hingga rasa empati yang menghinggapi menonton.

Kekuatan cerita ini didukung dengan teknik sinematografinya yang khas dan sangat inovatif. Salah satunya adalah ketika Hitchcock mempelopori penggunaan ambilan gambar dengan teknik point of view, dimana kamera bergerak bebas mewakili pandangan mata salah satu tokoh dalam cerita, hingga penonton dipaksa terlibat dalam suatu adegan seolah dengan gaya voyeurisme.

Hitchcock juga dikenal sangat perfect dalam berkarya. Tanpa menghiraukan seberapa mahal biaya pembuatannya, ia begitu peduli untuk melindungi dan menyimpan sendiri film-filmnya hingga ia benar-benar yakin bahwa karya-karyanya itu dinikmati dengan cara menonton yang benar.

Ini terjadi ketika Hitchcock membeli sendiri hak edar lima dari film-filmnya yang paling terkenal, yaitu: The Man Who Knew Too Much (1956), Rear Window (1954), Rope (1948), The Trouble with Harry (1955) dan Vertigo (1958). Akibatnya, kelima film tersebut tidak dapat diputar di bioskop sejak pemutaran perdananya dan baru dapat dinikmati para penggemarnya selang 30-an tahun kemudian.

Dibalik karakter dan penampilan eksentrik serta karya-karyanya yang begitu menarik, Alfred Hitchcock ternyata menyembunyikan kisah pribadi yang unik. Salah satunya adalah soal rasa takut.

Tak perlu berkecil hati jika anda merasa tak punya nyali untuk sendirian menonton karya-karya Hitchcock yang penuh ketegangan dan aroma kematian. Anda tidak sendiri, karena Hitchcock pun tak bisa memaksakan dirinya untuk menonton film karyanya sendiri. “I’m frightened of my own movies. I never go to see them. I don’t know how people can bear to watch my movies,” kata Hitchcock dalam suatu wawancara di tahun 1963.

Ketika sang pewawancara menyebut rasa takut akan karyanya sendiri sebagai hal yang tidak logis, Hitchcock pun setuju sambil berujar, “But what is logic? There’s nothing more stupid than logic.”

Teks: Agus Yuniarso untuk Kabare Magazine.

Senin, 06 Oktober 2014

Merapi Golf Yogyakarta, Bermain Golf di Kaki Merapi

Tanpa kekurangan lahan hijau nan indah, Indonesia merupakan tempat yang ideal untuk dikunjungi dan mencoba ayunan stick golf Anda. Mulai dari Kepulauan Riau, sampai Sumatra, Jakarta, Jawa, Bali Kalimantan, dan Papua, lapangan golf kelas dunia dapat ditemukan di pulau-pulau besar di Indonesia ini.

Banyak diantaranya telah dirancang oleh legenda golf dunia seperti Jack Nicklaus, Ian Baker-Finch dan Arnold Palmer. Lansekap alam yang dramatis menjadi latar belakang yang sempurna bagi permainan golf Anda.

Bagi para pemain golf dari seluruh dunia, Indonesia menawarkan berbagai lapangan yang merefleksikan pemandangan daerah tersebut apakah itu sawah pantai atau deretan pegunungan. Keramahan Indonesia yang terkenal di seluruh dunia akan membuat permainan golf Anda lebih menyenangkan karena semua tindakan akan diusahakan untuk mencapai semua keinginan Anda.

Salah satunya Merapi Golf Yogyakarta. Jika anda ingin bermain golf sembari menikmati panorama alam yang menghadap langsung ke Gunung Merapi, inilah tempatnya. Terletak 800 meter di atas permukaan laut, Merapi Golf menawarkan perpaduan keindahan alam dan kesegaran cuaca pegunungan, lanskap berbukit-bukit yang menantang dengan bebatuan gunung yang telah berumur berjuta-juta tahun.

Satu pemandangan yang menjadikan lapangan golf ini sebagai salah satu lapangan yang paling menarik di Jawa Tengah dan tak mudah dilupakan. Tempat ini mudah diakses karena hanya berjarak sekitar 20 km dari pusat kota Yogyakarta atau sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Di Merapi Golf terdapat 18 hole, 6370 meter par 72. Dirancang oleh master lapangan golf Thomson, Woverride dan Perret, masing-masing hole dirancang dan ditempatkan dengan hati-hati. Tentu saja dengan kesulitannya tersendiri menyajikan ujian yang hebat untuk para pegolf. Udara yang segar dengan lingkungan pun memanjakan para pegolf yang membutuhkan konsentrasi dalam bermain.

Lingkungan yang tenang dan damai, pemandangan yang indah menakjubkan, menjadikan para pegolf menikmati permainan dan tentu saja tidak akan melewatkan lapangan yang menantang ini. Lapangan ini sungguh menjadi tempat para pecinta golf bermain tanpa gangguan udara panas ataupun polusi.
Fasilitas yang ditawarkan juga berbagai macam, mulai dari Club House, Locker, Restaurant, Lobby, Pro Shop, Golf Equipment, On-line Reservation, Pick-up Service, Golf Car, Toilet, Area parker hingga Green Fee.

Penasaran ingin menjajal kepiawaian Anda mengayunkan stick? Datang saja ke Merapi Golf yang beralamat di Jl. Golf 1, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

Teks & Foto: Agus Yuniarso, untuk Fasco Magazine.

Selasa, 23 September 2014

Legenda Otomotif dan Bintang Ternama ‘Mejeng’ di Kota Batu

Kota Batu yang terletak sekitar 15 km sebelah barat Kota Malang pernah mendapat julukan sebagai Swiss Kecil, karena berada di kawasan pegunungan yang sejuk dan memiliki panorama alam yang indah. Tidak heran sejak awal abad 19 orang-orang Belanda membangun tempat peristirahatan saat liburan.

Kota Batu semakin memantabkan diri sebagai kota wisata dengan mengembangkan potensi alam dan membangun wahana wisata seperti Jatim Park I, Batu Secret Zoo (Jatim Park II) dan yang terakhir adalah museum khusus kendaraan yaitu Museum Angkut Movie Star Studio.

Museum ini tidak hanya sekedar memajang ratusan kendaraan, namun juga legenda bintang film pada jamannya yang dipadu dengan bangunan-bangunan eksotis di Eropa dan Amerika.

Museum yang dibangun di lereng gunung Panderman di atas lahan seluas 3,7 hektar ini dibagi menjadi beberapa zona, yaitu Zona Edukasi, Zona Sunda Kelapa dan Batavia, Zona Gangster dan Broadway, Zona Uni Eropa, Zona Inggris, Zona Las Vegas, Zona Hollywood, American Fast Food dan Pasar Apung Nusantara.

Masing-masing zona berisi berbagai wahana angkut sesuai dengan tema beserta sejarahnya. Disajikan dengan detil dan menarik menjadikan tempat ini sebagai kawasan belajar yang menyenangkan.

Museum Angkut Movie Star Studio berada di Jl. Terusan Sultan Agung Atas No. 2 Kota Wisata Batu. Museum ini buka setiap hari jam 12.00 – 20.00 WIB. Tiket masuk sebesar Rp 50.000,00 pada hari biasa dan Rp 75.000,00 pada akhir pekan sangat sebanding dengan keanekaragaman wahana yang disajikan.

Minggu, 07 September 2014

Garebeg Besar 1427 Hijriyah (Desember, 2006)


Koleksi footage dalam prosesi Garebeg Besar 1427 Hijriyah (Desember, 2006). Master Shot: Digital Video (MiniDV). Videographer: Agus Yuniarso. Video courtesy of Galeri Video Foundation, Yogyakarta.

Minggu, 29 Juni 2014

Jogja Fashion Week 2014 Carnival



Menyemarakkan gelaran Jogja Fashion Week 2014, sebanyak 27 kelompok memenuhi Jalan Malioboro hingga Benteng Vredenburg pada hari Minggu 22 Juni 2014.

Karnaval yang berlangsung sejak pukul 15.00 wib dimulai dari depan Dinas Pariwisata DIY dan berakhir di halaman Benteng Vredenburg.

Jumat, 27 Juni 2014

Peresmian Bebek Tepi Sawah Ubud Cabang Jogja



Bebek Tepi Sawah Restaurant Ubud - Jogja diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada hari Rabu, 25 Juni 2014.

Rabu, 11 Juni 2014

Syukuran 12 Tahun Kabare Magazine



Genap 12 tahun Kabare Magazine diperingati pada tanggal 7 Juni 2014, bertempat di The Westlake Resto, Yogyakarta. Video oleh Agus Yuniarso.

Selasa, 03 Juni 2014

Lebih dari 17 Pabrik Gula Pernah Berdiri di Wilayah Kasultanan Yogyakarta

Berapa jumlah pabrik gula yang pernah berdiri di Yogyakarta dan sekitarnya? Jika dicari lewat Google, sebagian besar sumber akan menulis jumlah yang sama, yaitu 17. Bahkan sejumlah literatur offline pun menyebut angka yang sama. Terus terang, saya penasaran dengan angka ini, meski pernah juga menulis artikel dengan menyebut jumlah yang sama. Karenanya, saya mencoba untuk cek dan recek, sebelum kemudian mencoba datang dan mendokumentasikan satu per satu. Masalahnya, sumber referensi yang bisa dipercaya memang tak mudah didapat.

Beruntung, kemudian muncul sejumlah data yang saya kira cukup otentik, yaitu beberapa peta lama wilayah Kasultanan Yogyakarta terbitan Topografische Dients, Weltevreden (Batavia) antara tahun 1920an hingga 1930an, koleksi Digital Media Library KITLV Belanda. Mengamati bayangan wajah pelosok Yogyakarta tempo doeloe sembari mencari dimana saja lokasi pabrik gula yang ada, tentu seperti mencari jarum di sepetak rerumputan.

Hasilnya? Ternyata ada lebih dari 17 pabrik gula yang pernah berdiri di wilayah yang tak seberapa luas ini. Tepatnya ada 19 pabrik gula yang pernah berdiri di paruh pertama abad ke-20. Ke-19 pabrik itu adalah: Pabrik Gula (P.G.) Randugunting (Suikerfabriek (Sf.) Randoegoenting); P.G. Tanjungtirto (Sf. Tanjoeng / Sf. Kalasan / Sf. Tandjoeng Tirto); P.G. Wonocatur (Sf. Wonotjatoer); P.G. Kedaton Pleret (Sf. Kedaton Pleret); P.G. Jebugan / P.G. Bantul (Sf. Bantoel); P.G. Barongan (Sf.Barongan); P.G. Pundong (Sf. Poendoeng); P.G. Padokan (Sf. Padokan); P.G. Gondanglipuro / P.G. Ganjuran (Sf. Gondanglipoero); P.G. Gesikan (Sf. Gesikan); P.G. Demakidjo (Sf. Demakidjo); P.G. Cebongan (Sf. Cebongan); P.G. Beran (Sf. Beran); P.G. Medari (Sf. Medari); P.G. Rewulu (Sf. Rewoeloe); P.G. Klaci (Sf. Klatji); P.G. Sendangpitu (Sf. Sendangpitoe); P.G. Sedayu (Sf. Sedajoe); dan P.G. Sewugalur (Sf. Sewoegaloer). Jika ditambah Pabrik Gula Madukismo yang berdiri pasca kemerdekaan dan masih eksis hingga hari ini, maka total jumlah pabrik gula yang pernah berdiri di Yogyakarta dan sekitarnya setidaknya mencapai 20 pabrik.

Lalu, dimana saja lokasi pabrik-pabrik itu? Silakan simak peta dibawah ini. Jika Anda memiliki informasi tambahan yang bisa melengkapi, silakan tinggalkan komentar. Semoga bermanfaat …

Minggu, 01 Juni 2014

Garuda Indonesia: Penerbangan Perdana Rute Yogyakarta-Makassar pp.



Sejak Mei 2014, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. membuka rute baru penerbangan langsung dari Yogyakarta menuju Makasar. Penerbangan yang dikelola dibawah sub-brand "Explore Jet" ini dilayani menggunakan armada Bombardier CRJ1000 NextGen yang telah dioperasikan sejak Oktober 2012. Pesawat ini memilki kapasitas 96 penumpang, terdiri dari 12 kursi kelas bisnis dan 84 kursi kelas ekonomi.

Jadwal penerbangan bernomor GA677 berangkat dari Yogyakarta pukul 18.25 WIB dan tiba di Makassar pukul 21.20 WIT, sementara penerbangan GA676 berangkat dari Makassar pukul 17.00 WITA dan tiba di Yogyakarta pukul 17.45 WIB.

Video: Agus Yuniarso; Musik: Kevin MacLeod.

Prawirotaman Fashion on Street "Sebuah Peradaban Batik"



Prawirotaman Fashion on Street "Sebuah Peradaban Batik". Yogyakarta, 26 Oktober 2013.

Kamis, 22 Mei 2014

Lokananta, Membahanakan Musik Tradisional Nusantara

Pada tahun 1977, National Aeronautics and Space Administration (NASA), badan antarikasi pemerintah Amerika Serikat meluncurkan pesawat ruang angkasa Voyager 1. Meski tidak diarahkan ke tujuan tertentu, namun dalam waktu 40.000 tahun, pesawat ini diharapkan akan mencapai posisi 1,6 tahun cahaya dari bintang Gliese 445 yang saat ini berada di konstelasi Camelopardalis.

Voyager diperkirakan menjadi obyek buatan manusia yang berada paling jauh dari planet bumi dengan kemampuannya melakukan perjalanan hingga batas luar tata surya. Karenanya, selain demi misi awal untuk mempelajari planet Yupiter dan Saturnus, pesawat luar angkasa tanpa awak ini juga mengemban misi lain luar angkasa, yakni ‘misi kebudayaan’.

Voyager Golden Records, sebuah rekaman phonograph diatas plat tembaga berlapis emas, turut serta bersama Voyager dalam penjelajahannya di luar angkasa yang ditujukan kepada bentuk kehidupan cerdas di manapun di luar angkasa atau manusia bumi di masa depan yang mungkin akan menemukannya. Tentu dibutuhkan waktu yang teramat sangat lama hingga tujuan itu tercapai. Dan akan sangat luar biasa jika akhirnya piringan emas itu dapat ditemukan secara kebetulan oleh bentuk kehidupan lain. kalaupun ditemukan, tentu pada masa yang sangat jauh di depan nanti.

Piringan emas yang berisikan aneka suara dan gambar pilihan dari keanekaragaman di seputar peradaban manusia di planet bumi ini, kiranya menjadi semacam ‘kapsul waktu’ yang menjadi pernyataan simbolis manusia untuk menyapa peradaban lain yang mungkin ada di semesta raya.

Lalu, apa saja yang ada dalam piringan emas yang telah melanglang buana itu?

Isi piringan Voyager Golden Records dipilih oleh sebuah tim yang dipimpin oleh pakar astronomi Dr. Carl Edward Sagan dari Cornell University dan mengabadikan 115 gambar serta rekaman suara-suara alam seperti ombak, angin, petir serta suara-suara binatang, termasuk kicauan burung dan suara ikan paus. Piringan ini juga berisi rekaman musik dari beragam latar budaya di dunia, serta ucapan salam dalam 55 bahasa, termasuk juga pesan tercetak dari Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter dan Sekretaris Jenderal PBB Kurt Waldheim, dua orang pemimpin dunia saat itu.

Yang istimewa, tak banyak kiranya orang Indonesia yang tahu selama ini, selain menampilkan mahakarya para maestro berkelas dunia seperti Johann Sebastian Bach, Wolfgang Amadeus Mozart, Ludwig van Beethoven atau Igor Stravinsky, piringan Voyager Golden Records juga menyertakan komposisi musik asli Nusantara diantara 27 komposisi terpilih dari berbagai penjuru dunia yang kesemuanya direkam dalam 90 menit masa putar.

Musik asli Nusantara itu adalah gendhing Ketawang Puspawarna, sebuah komposisi gamelan yang dipergelarkan pada tahun 1971di Pura Pakualaman Yogyakarta dibawah pimpinan sang maestro gamelan K.R.T. Wasitodipuro (atau K.R.T. Wasitodiningrat, kemudian K.P.H. Notoprojo). Komposisi ini direkam oleh etnomusikolog Prof. Robert E. Brown dan kemudian turut mengisi piringan Voyager Golden Records dengan masa putar 4 menit 43 detik. Pada tahun 1983, penghargaan tinggi juga diberikan NASA kepada sang maesro gamelan, ketika nama ‘Wasitodiningrat’ diabadikan dalam International Star Registry dan tercatat di Library of Congress sebagai nama sebuah bintang yang terletak di rasi bintang Andromeda.

“Sejajar dengan mahakarya para maestro berkelas dunia dan membahana seantero semesta raya“. Mungkin demikianlah pengharapan yang dipanjatkan ketika Presiden RI Ir. Soekarno menyetujui nama ‘Lokananta’ yang diusulkan oleh R. Maladi, sebagai nama perusahaan piringan hitam dibawah Radio Republik Indonesia (RRI), sekitar dua dasawarsa sebelum Ketawang Puspawarna mengangkasa bersama roket Voyager. Dalam legenda pewayangan, Lokananta adalah seperangkat gamelan di Kahyangan Suralaya, tempat dimana para dewa berada, yang dapat berbunyi sendiri tanpa ditabuh dan mengalunkan irama dan gemanya yang syahdu.

Sebagai salah satu cikal bakal industri rekaman di era kemerdekaan Indonesia, khususnya untuk rekaman musik tradisional, Lokananta diakui telah memberikan sumbangsih peran yang begitu penting dan dominan. Nama K.R.T. Wasitodipuro yang kemudian diakui sebagai maestro gamelan berkelas dunia pun termasuk diantara daftar nama seniman yang mengabadikan sebagian karyanya dari studio rekaman Lokananta di Kota Surakarta ini.

Salah satu torehan karya K.R.T. Wasitodipuro yang direkam di Lokananta dan melegenda lestari hingga saat ini adalah album piringan hitam ‘Djawa Tengah Membangun dengan Modernisasi Desa’, sebuah koleksi sumbangan Gubernur Jawa tengah yang diproduksi atas kerjasama Karyawan Direktorat Agraria Jawa Tengah, RRI Semarang dan Ki Nartosabdho di tahun 1967. Lagu ‘mBangun Desa’, ‘Modernisasi Desa’, Stambuk Badju Biru’ atau ‘Krontjong Telomojo’ yang ditulis oleh K.R.T. Wasitodipuro di album ini, begitu lekat di telinga para penggemar musik tradisional Jawa di tahun 1970-an.

Lokakanta, yang kini berstatus sebagai perseroan terbatas dibawah Perum Percetakan Negara Republik Indonesia, diharapkan tetap mampu mempertahankan perannya sebagai pelestari keragaman musik tradisional Nusantara, meski selera zaman dan teknologi yang terus berubah diakui semakin menjauhkan sebagian besar penikmat musik dari khasanah tradisional yang ada di sekelilingnya. Jikapun bukan lagi sebagai produsen, setidaknya fungsinya sebagai pusat edukasi dan dokumentasi dapat terus dipertahankan dan dikembangkan.

Sekian dasawarsa yang lampau, NASA berikut Voyager dan Golden Records-nya telah melangkah jauh dengan memberikan apresiasi yang begitu tinggi terhadap seniman dan karya musik tradisional Indonesia. Kapan giliran kita sendiri? Tak ada lagi yang perlu ditunggu. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, lalu siapa lagi? Dari Lokakanta, semua langkah bisa diawali kembali demi lestarinya musik tradisional sebagai salah satu kekayaan budaya negeri ini.

Sumber: Kabare Magazine edisi Mei 2014. Teks: Agus Yuniarso; Foto: Budi Prast.

Sabtu, 17 Mei 2014

Atraksi Liong di Klentheng Poncowinatan




Atraksi Liong Dupa dan Liong Guntur Geni dari Yon Armed 11 Kostrad ditampilkan di Klentheng Poncowinatan, Yogyakarta. Video: Agus Yuniarso.

Kamis, 17 April 2014

Senin, 10 Maret 2014

'Jemparingan Jemuwah Sonten' - Javanese Traditional Archery



Atraksi jemparingan (panahan tradisional Jawa gaya Mataraman) dapat disaksikan di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo setiap hari Jum'at antara pukul 15.00-18.00.

Sabtu, 08 Maret 2014

‘Jemparingan Saben Setu’ – Javanese Traditional Archery



Latihan jemparingan (panahan tradisional Jawa gaya Mataraman) telah berlangung rutin sejak awal Februari 2014 di halaman Balaikota Yogyakarta, setiap hari Sabtu antara pukul 15.00-18.00. Agenda yang terselenggara atas kerjasama Klub Panahan ‘Mardisoro’ Kadipaten Pakualaman Yogyakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta ini terbuka bagi umum, baik para pelestari jemparingan maupun masyarakat luas, termasuk para wisatawan yang ingin mencoba belajar olah raga tradisional ini. | Video courtesy of Agus Yuniarso | Created with OPPO R815.

Minggu, 02 Maret 2014

de’Mata Trick Eye Museum: Uniknya Museum Gambar Tiga Dimensi

Di sela keramaian liburan akhir tahun 2013 lalu, wisatawan dan tamu yang mengunjungi Jogja mendapat suguhan istimewa dengan hadirnya de’Mata Trick Eye Museum di area XT Square Yogyakarta. Itulah sebuah wahana wisata baru, berupa museum gambar tiga dimensi yang semakin melengkapi daya tarik Yogyakarta sebagai destinasi wisata.

Soft launching museum yang terletak di area basement Gedung Umar Kayam di Pasar Kerajinan dan Kuliner XT Square Yogyakarta ini diresmikan oleh Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti pada Minggu, 22 Desember 2013.

de’Mata Trick Eye Museum menyajikan lebih dari 120 gambar dengan kesan tiga dimensi, baik berupa karya fotografi, hasil olah digital, maupun sejumlah lukisan asli. Semuanya terpajang rapi di dinding-dinding panel yang terangkai menjadi sekat-sekat berbentuk labirin di area full AC seluas tak kurang dari 1.500 meter persegi.

Dengan fasilitas pencahayaan yang terencana rapi, di depan gambar-gambar unik dan menarik ini, setiap pengunjung dapat bebas berpose dan mengabadikannya dengan kamera jenis apapun, termasuk kamera ponsel. Dengan mudah dan leluasa, mereka bahkan dapat mengunggahnya langsung ke dunia maya berkat tersedianya fasilitas wifi dengan kekutan sinyal yang memadai.

Selain menjadi wahana wisata baru, kehadiran museum ini juga bisa dibilang unik dan spektakuler. “Pameran gambar tiga dimensi ini menjadi yang pertama di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sementara keseluruhan museumnya boleh dikatakan menjadi satu-satunya di Indonesia, bahkan di seluruh dunia,” ungkap FX. Petrus Kusuma, owner sekaligus pengelola de’Mata Trick Eye Museum.

Ide pendirian museum ini bermula dari pengalaman Petrus berkelana ke berbagai negara dan menyaksikan pameran serupa di beberapa kota besar di luar negeri. Di sejumlah negara, seperti Jepang, Cina, Hongkong, Singapura maupun Korea, pameran gambar tiga dimensi rata-rata hanya menampilkan tak lebih dari 100 gambar atau lukisan. Penyelenggaraannya pun bersifat insidental, hanya sebatas di pusat-pusat perbelanjaan atau ruang publik lainnya.

Dari sanalah kemudian muncul keinginan untuk mewujudkannya di tanah air dengan lebih istimewa. Dan Jogja yang pernah menjadi tempat Petrus menimba ilmu pun dipilih untuk mewujudkan gagasannya. “Dengan tampilan yang lebih permanen dan menampilkan gambar-gambar besar dengan jumlah yang jauh lebih banyak, tak salah kiranya kalau kami kemudian menyebut wahana ini sebagai sebuah museum,” tambah Petrus.

Di samping tergolong spektakuler, nilai tambah de’Mata Trick Eye Museum ada pada keunikan gambar tiga dimensi yang ditampilkan sesuai dengan tren terkini, dengan ukuran mulai dari 240 hingga 500 sentimeter. Sebagian besar gambar-gambar tersebut adalah kreasi Petrus Kusuma sendiri. Sebagian lainnya adalah karya sejumlah masiswa seni rupa di Yogyakarta.

Sajiannya sangat beragam, mulai dari tema flora, fauna, olahraga, tokoh ternama, superhero, roman, sirkus, ornamen, serta sejumlah karakter dan objek-objek lokal seperti geber wayang kulit, Pesanggrahan Tamansari dan Bangsal Kencono di Kraton Yogyakarta. Rencananya, untuk mengantisipasi kebosanan dan menarik minat pengunjung untuk datang kembali, gambar-gambar ini akan diganti dengan gambar baru secara berkala.

Kehadiran de’Mata Trick Eye Museum diharapkan menjadi magnet kedatangan wisatawan domestik maupun mancanegara di Kota Yogyakarta, khususnya di seputar area XT Square Yogyakarta. “Selain baru, museum ini juga menjadi wahana wisata alternatif yang tergolong unik sekaligus spektakuler,” kata Widihasto, Direktur Pemasaran dan Operasional Pasar Kerajinan dan Kuliner XT Square Yogyakarta.

Jumat, 28 Februari 2014

Aston Martin, Tunggangan Ikonik Agen 007

Bagi Aston Martin, produsen mobil sport mewah asal Inggris, hubungannya dengan James Bond tak lagi sebatas bisnis hingga sempat menyelamatkannya dari ancaman krisis keuangan. Lebih dari itu, relasi dua nama besar ini bergulir harmonis, melegenda dan saling menyematkan ikon khas yang nyaris tak terpisahkan.

Adalah James Bond, juga dikenal dengan nama sandi 007, karakter fiktif yang mulai dikenal sejak tahun 1953 dalam 12 novel spionase dan dua cerpen karya Ian Fleming, seorang penulis, jurnalis sekaligus staf intelijen angkatan laut Inggris. Kisah fiktif petualangan agen rahasia Inggris ini begitu dikenal dan selalu dinantikan.

Sepeninggal Fleming (1964), penulisannya dilanjutkan oleh tujuh orang penulis resmi: Kingsley Amis, Christopher Wood, John Gardner, Raymond Benson, Sebastian Faulks, Jeffery Deaver dan William Boyd. Selain itu, Charlie Higson juga menulis serial tentang James Bond muda. Tak sebatas novel dan cerpen, kisahnya pun kemudian diadaptasi dalam berbagai format media, dari film, televisi, radio, komik, hingga video game.

Yang paling populer dan mendunia adalah gubahannya dalam bentuk film yang semakin menguatkan dan melestarikan ketenarannya. Kisah James Bond di layar perak bahkan berhasil menjadi salah satu film terlaris di dunia sampai saat ini, sejak dimulai tahun 1962 dengan Dr. No yang dibintangi oleh Sean Connery. Popularitasnya pun tak juga berakhir dan terus berlanjut hingga hari ini.

Hingga 2013, sudah ada 23 film James Bond yang diproduksi oleh Eon Productions, menampilkan enam orang aktor kawakan sebagai pemeran utama, dari Sean Connery, George Lazenby, Roger Moore, Timothy Dalton, Pierce Brosnan, dan yang terakhir Daniel Craig. Selain itu, masih ada dua produksi independen serial James Bond, yaitu Casino Royale (semacam parodi dari versi 1967) serta Never Say Never Again (versi 1983 berdasarkan Thunderball yang diproduksi ulang).

Ciri khas film James Bond yang sangat dikenal adalah tampilnya sejumlah fitur yang kemudian menjadi sangat populer, seperti iringan musik latar, lagu-lagu tema, senjata khas, gadget serta yang paling ditunggu adalah mobil-mobil yang dikendarainya. Terpilih menjadi tunggangan agen rahasia ternama ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi produsen mobilnya.

Melampaui setengah abad ketenarannya, film-film James Bond berhasil melambungkan ketenaran sejumlah model mobil mewah. Sebut saja sejumlah model keluaran Aston Martin seperti DB5, V8 Vantage, V12 Vanquish dan DBS. Selain Aston Martin, serial ini juga sempat mempopulerkan Lotus Esprit, BMW Z3, BMW 750iL, BMW Z8 dan beberapa jenis mobil lain seperti Citroën 2CV dan bis Routemaster.

Aston Martin mulai diperkenalkan sebagai tunggangan baru James Bond dalam film Goldfinger (1964) yang dibintangi Sean Connery, film ketiga dalam serial agen rahasia ini. Dalam versi novel Goldfinger, sejatinya James Bond tampil menunggangi Aston Martin DB Mark III, sebagai variasi penampilan mobil keluaran Bentley yang dipilih Fleming sebagai tunggangan Bond di kisah-kisah awalnya. DB5 yang mulai diperkenalkan Aston Martin tahun 1963 diputuskan menggantikannya di versi film demi tampilnya Bond dengan mobil keluaran terakhir.

Dirilisnya film Goldfinger pun membawa berkah bagi Aston Martin. Saat dunia melihat Sean Connery meluncur di jalanan dengan DB5 berwarna khas silver-birch yang ditungganginya, penjualan model ini pun meroket. Aston Martin DB5 menandai awal hubungan ikonik ini yang berlanjut hingga sebelas film James Bond, mewarnai setengah abad torehan sejarahnya di layar perak.

DB5 keluaran 1963 yang sarat gadget ini kembali muncul di film Bond berikutnya, Thunderball (1965), dengan tampilan yang disempurnakan dengan sejumlah gadget baru, diantaranya tambahan water-canon di sisi belakang serta sebuah jetpack tersembunyi.

Saat George Lazenby tampil dalam On Her Majesty’s Secret Service, film Bond berikutnya (1969), tunggangan baru pun diperkenalkan. Di peran perdana sekaligus terakhirnya sebagai James Bond ini, Lazenby menunggangi Aston Martin DBS yang telah diperkenalkan sejak 1967, mobil bermesin 6 silinder versi awal yang kemudian dipergunakan dalam DB6 hingga diluncurkannya DBS V8 di tahun 1970.

Di era 80-an, Timothy Dalton mengawali debutnya di film The Living Daylights (1987), menunggangi Aston Martin V8 Vantage yang disediakan langsung oleh bos Aston Martin, Victor Gauntlett. Model yang diproduksi dalam berbagai versi dari tahun 1977 hingga 1989 ini sekaligus tampil dalam dua versi, Volante dan Coupe.

Tahun 1995, Aston Martin DB5 kembali muncul di film Golden Eye, dimana Pierce Brosnan tampil perdana sebagai aktor kelima pemeran James Bond. Di film ini, DB5 yang ditungganginya beraksi di adegan kejar-kejaran dengan Ferrari F355 yang dipacu oleh Xenia Onatopp, karakter antagonis yang diperankan oleh Famke Janssen. Brosnan juga beruntung menjadi agen 007 pertama yang menunggangi dua model Aston Martin sekaligus, ketika Aston Martin V12 Vanquish ditampilkan dalam Die Another Day (2002).

Debut perdana Daniel Craig dalam Casino Royale (2006) sekaligus menjadi ajang diperkenalkannya model DBS V12 sebagai produk terbaru Aston Martin. Mobil ini muncul mengesankan di salah satu adegan paling spektakuler, saat meluncur dengan kecepatan sangat tinggi yang berujung pada kecelakaan yang mengakibatkannya selip dan berguling hingga tujuh kali, sebuah rekor dunia baru dalam sejarah perfilman.

Selain DBS, Casino Royale juga menghadirkan seri klasik DB5 dengan performa yang dipercanggih, sehingga menempatkannya sebagai film pertama yang menghadirkan dua model Aston Martin sekaligus.

Menyusul aksi kecepatan tinggi di Casino Royale, peran kedua Daniel Craig sebagai agen 007 di film Quantum of Solace menyuguhkan kembali pose Aston Martin DBS, meski hanya tampil singkat di opening teaser-nya. Terakhir, Aston Martin DB5 (1963) tampil kembali untuk keenam kalinya dalam satu dari film ke-23 James Bond yang dirilis Oktober 2012 lalu, Skyfall.

Hampir setengah abad setelah debut pertamanya di tahun 1964, Aston Martin DB5 telah menorehkan jejak tak terhapus dalam sejarah budaya populer, khususnya di layar perak. Menjadi yang pertama dari lima model Aston Martin yang tampil menawan di serial paling laris di dunia ini, DB5 terus dirayakan sebagai mobil mewah klasik yang begitu legendaris, ikonik sekaligus identik dengan sang agen 007, James Bond.

Diluar serial Bond, mobil ini juga tampil cantik dalam Carry on Doctor (1967), The Cannonball Run (1981), Catch Me If You Can (2002), Charlie's Angels – Full Throttle (2003), Double Zero (2004), serta The Life And Death Of Peter Sellers (2004).

Arsip artikel Kabare Magazine edisi Februari 2014.

Sabtu, 22 Februari 2014

de’Mata Trick Eye Museum: Uniknya Museum Gambar Tiga Dimensi

Di sela keramaian liburan akhir tahun 2013 lalu, wisatawan dan tamu yang mengunjungi Jogja mendapat suguhan istimewa dengan hadirnya de’Mata Trick Eye Museum di area XT Square Yogyakarta. Inilah wahana wisata baru, berupa museum gambar tiga dimensi yang semakin melengkapi daya tarik Yogyakarta sebagai destinasi wisata.

Sabtu, 18 Januari 2014

Petikan Kisah Teh Nusantara

Serupa ragam komoditas unggulan lainnya, teh bukanlah tanaman asli bumi Nusantara. Tanaman ini pertama kali masuk ke Indonesia sekitar tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang dibawa oleh seorang ahli botani sekaligus dokter bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Batavia.

Jumat, 17 Januari 2014

Aroma Legendaris Seduhan Daun Teh

Siapa nyana, dibalik secangkir teh yang kita nikmati, tersembunyi kilas panjang perjalanan salah satu komoditas yang mewarnai beradaban manusia di penjuru dunia. Inilah kisah tentang minuman sehari-hari yang biasa tersaji dari hasil seduhan daun teh (Camellia sinensis) dalam air panas, yang aromanya senantiasa memikat untuk dinikmati.

Rabu, 15 Januari 2014

Mobil Petualang: Tangguh di Lapangan, Modis di Jalanan

Kendaraan hadir karena ada perjalanan dan tujuan. Ketika perjalanan untuk mencapai tujuan itu memiliki tantangan yang beragam, maka memilih kendaraan yang sesuai di setiap perjalanan menjadi hal penting. Terlebih, tidak semua kendaraan diciptakan dengan nilai guna dan kenyamanan yang sama.

Untungnya, banyak pilihan ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan ini. Bagi para petualang, pilihan ini tersedia dalam banyak ragam, khususnya di kelompok SUV (sport utility vehicle) dan crossover yang sengaja diciptakan untuk performa tangguhnya di berbagai medan off-road, tanpa mengesampingkan kenyamanan dan kekeluasaan on-road yang dilintasinya.

Tampilannya pun semakin modis, ditawarkan dengan kenyamanan selayaknya sedan. Apa sajakah pilihannya?

Jeep Wrangler Rubicon

Jeep Wrangler, jenis SUV kompak dengan sistem penggerak empat roda keluaran raksasa mobil Amerika Chrysler, kini memasuki generasi ketiga dari sebuah merek legendaris yang mewarisi ketenaran Jeep Willys di era Perang Dunia II.

Varian terbarunya, Jeep Wrangler Rubicon 10th Anniversary Edition yang hanya diproduksi sekitar 120 unit untuk pasar Indonesia, dilengkapi dengan sejumlah detail dan fitur yang membedakannya dengan jenis yang beredar sebelumnya, membuatnya siap terjun di medan off-road, meski dalam kondisi baru keluar dari pabrik dalam keadaan standar.

Logo eksklusif Rubicon 10th Anniversary disematkan pada bagian eksterior berupa plakat khusus bermaterial besi padat, sementara di dalam kabin terpajang di sandaran punggung berupa bordir emboss dan pada handle-bar di sisi dashboard depan.

Edisi terbatas ini dilengkapi dengan kap mesin berventilasi yang disebut power dome hood yang dirancang untuk melepas panas mesin hingga memberikan sirkulasi yang lebih baik.

Desain drainase dirancang khusus untuk mencegah air terperangkap masuk ke ruang mesin, utamanya kala mobil berada di medan off-road. Juga dilengkapi penutup tangki bensin untuk menjaga keselamatan baik jalan aspal ataupun di lintasan alam bebas.

Nissan: Xterra PRO-4X

Kenyamanan berpetualang juga ditawarkan oleh Nissan dengan salah satu unggulannya Xterra PRO-4X Offroad Edition, nama yang diambil dari ajang kompetisi triatlon berkelas dunia yang juga disponsori Nissan.

Jenis SUV kompak dengan empat pintu ini diproduksi dengan basis platform F-Alpha Nissan, menggabungkan antara desain khas, tenaga tangguh dan nilai kegunaan tinggi, namun memiliki harga yang relatif terjangkau.

Ditenagai mesin V6 4.0-liter, mobil ini menawarkan pilihan transmisi manual 6 percepatan atau otomatis 5 percepatan, sementara untuk varian off-road terpasang aplikasi penggerak 4 roda dengan sistem elektrik.

Untuk kebutuhan petualangan, eksteriornya dilengkapi dengan tubular roof rack dan roof line, sementara bumper depan dirancang dengan sudut datang yang cukup besar memungkinkan untuk meluncur leluasa di lintasan semi off-road.

Land Rover: Discovery 4

Diilhami oleh kejayaan Jeep Willys di era Perang Dunia II, Land Rover kini menjelma menjadi kendaraan mewah bergengsi bagi kalangan terbatas yang telah menerima lebih dari 150 penghargaan di seluruh dunia.

Salah satu unggulan pabrikan asal Inggris ini adalah Land Rover Discovery, SUV berukuran menengah yang sejak diperkenalkan di tahun 1989 telah melahirkan empat generasi.

Di Amerika Utara, Discovery generasi terakhir dipasarkan dengan sebutan LR4. Untuk bersaing di pasar SUV kelas atas, generasi terbarunya ditampilkan dengan peningkatan kenyamanan dan pengendalian untuk jalan aspal layaknya sedan, namun tetap andal dan tak tertandingi di medan off-road.

Toyota Highlander

Highlander adalah jenis crossover SUV berukuran menengah pertama keluaran Toyota yang diperkenalkan pertama kali di bulan April 2000.

Di Jepang dan Australia, jenis ini diperkenalkan dengan nama Toyota Kluger, nama yang diambil dari Bahasa Jerman yang berarti cerdas atau bijaksana.

Generasi terbarunya telah muncul di ajang New York International Auto Show 2013 bulan Maret lalu, dengan desain tampilan eksterior yang lebih menarik dan terlihat perkasa. Dilengkapi dengan mesin V6 empat silinder yang dikombinasi dengan varian mesin Hybrid, Toyota Highlinder menjadi pilihan tepat bagi penyuka mobil dengan tampilan perkasa berdesain khas mobil laki-laki.

Toyota 4Runner

Pilihan lain dari keluarga Toyota adalah 4Runner yang pertama kali dipasarkan pada tahun 1984 dan saat ini telah memasuki generasi kelima.

Serupa dengan Highlander, 4Runner tergolong jenis SUV berukuran menengah. Di negeri asalnya, jenis ini dikenal dengan nama Toyota Hilux Surf. Model 2014 ditampilkan dengan perubahan gaya eksterior yang lebih tegas serta interior yang lebih nyaman dan modern, serta kemampuan off-road handal sebagai penciri kendaraan perambah segala medan.

4Runner terbaru tersedia dalam tiga varian, yakni SR5, Limited dan Trail, semua ditenagai dengan mesin V6 4.0-liter plus Dual VVT-i yang meningkatkan tenaganya sekaligus irit bahan bakar.

Honda Pilot EX

Di penghujung tahun 2014 ini, Honda bakal meluncurkan New Honda Pilot, varian terbaru dari produk crossover SUV berukuran menengah yang pertama kali diluncurkannya tahun 2002.

Meski gambar resminya belum dirilis, diyakini model terbaru ini akan tampil dengan sosok yang tak jauh berbeda dengan pendahulunya. Rancangan boxy dengan interiornya yang cukup luas memungkinkan untuk mengangkut hingga delapan orang dengan tetap menawarkan kenyamanan fitur dan teknologi canggih terkini.

Sayang, varian ini tidak hadir resmi di Indonesia karena hanya ditujukan untuk pasar Amerika utara. Untuk mendapatkannya, tentu harus melalui importir umum dengan harga yang tentu lebih mahal dari angka $ 30.000-40.000 yang menjadi harga resminya.

Mitsubishi Outlander

Di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013 bulan September lalu, Mitsubishi meluncurkan Mitsubishi Outlander Sport Limited Edition, varian terbaru SUV-nya yang dijanjikan sebagai ‘kejutan’ bagi konsumennya di Indonesia.

Dengan tambahan fitur interior dan eksterior yang lebih menarik, mobil ini diperkirakan menjadi daya tarik bagi mereka yang suka tampil dengan gaya berbeda.

Kesan ekskusifnya antara lain ditampilkan dengan tambahan garnish hitam sporty di sisi bawah bumper, velg berwarna titanium, daytime running light serta emblem ‘Limited Edition’ di sisi belakangnya. Sementara di dalam kabin tampil nuansa two-tone color hitam abu-abu, krom di tuas transmisi dan desain panel instrumen yang lebih bergaya.

Nah, manalah di antaranya yang bakal menjadi pilihan Anda?

Sumber: Kabare Magazine edisi Desember 2013 (Teks: Agus Yuniarso)
Copyright © Catatan Agus Yuniarso - Except where otherwise noted, content on this site is licensed under Creative Commons license.